Tuesday, July 14, 2015

double L

Now Playing : Beyonce - Love On Top



Jatuh cinta memang mudah. Tapi aku senang, kita masih tetap bersama sampai hari ini. walaupun sering berantem, sok diem-dieman. walaupun abis aku marah, kamu malah balik marah dan sebaliknya. walaupun kalo marah selalu diemin aku. walaupun suka ngga jelas. walaupun ketawaku aneh. walaupun rambutmu suka ngeringkel-ringkel. walaupun sama-sama banyak mau, tapi kita sama sama bisa mengerti, kita bisa sama-sama menyelesaikan masalah, kita bareng-bareng. kamu selalu mikirin perasaan aku yang kadang-kadang egois, nurutin mau aku, aku sangat menghargainya :)

LOL

Puncak Prau
Kita masih dengan ego kita, bersembunyi di balik rasa yang menyeruak untuk diucapkan
lalu kamu menyatakannya, aku jatuh cinta

Perpusat UI
our first date (yeah)
walaupun ngga jelas, tapi aku senang bisa menghabiskan waktu
bersamamu.

Ciwidey
perjalanan jauh pertama kita
its really a fun time with you.

Taman Firdaus, UI
waktu team building CommWeekend 2015
katanya kamu ngga bisa dateng, tiba-tiba kamu muncul
ikut-ikutan main perang warna.
aku seneeeeeeeeng banget hehehehe

Ciawi, Bogor
ini di rumah Anggit
kita waktu itu nginep berempat. tadinya manu nyomblangin
tapi kayaknya mereka gak jodoh (?)

Pusat Studi Jepang, UI
hari CommWeekend. kamu tau kamu the best.
dia bener-bener bantuin di semua rangkaian, dari pagi sampe pagi lagi
aku ngga tau harus makasih kayak apa
tapi aku akan lakuin hal yang sama untukmu :)

Ciwidey (lagi)
kita memang hobi ya jalan-jalan hehehe
kalo diajak, kenapa engga? :)
pokoknya kalo bisa ngabisin waktu bareng, aku suka

Rumahku
hari ini kerja keras banget ya sampe ke rumahku?
makasih ya lingling udah capek-capek ke UI terus ke Ciledug
supppppppperb love


Tak ada yang sempurna, tapi bersamamu, iya, aku bahagia ❤


xoxo, Tasya

Sunday, June 14, 2015

Lingling

senang mengenalmu.

aku bertemu dengannya secara tidak sengaja di sebuah acara yang digelar fakultasku, acara olahraga. aku menjadi salah satu staff di olahraga atletik. masih pagi, aku ingat jelas saat dia datang dengan segala kerepotannya. lucu, aku tersenyum. dia dengan baju kuning bertuliskan namanya, aku masih mengingatnya. satu-satunya orang yang tak ku kenal diantara semua orang yang duduk di stadion pagi hari itu. ku kira, dia senior. aku malu kalau mengingat pernah memanggilnya dengan sebutan "kak". di stadion itu terdapat tempat duduk dengan semen beratapkan seng. semua panitia duduk disana, termasuk dirinya. kami duduk berjauhan karena ya, aku tidak mengenalnya. aku bicara dengannya jika perlu dan tanpa basa basi.

seharian itu, aku duduk ditempatku dan ia mengerjakan apa yang harus dikerjakannya. ia dengan kerepotannya, sendiri, membawa semua peralatan yang dibutuhkan hari itu. hal yang sama juga terjadi setelah break ishoma. dia masih dengan kerepotannya, sendirian. aku meminta dika membantunya membawakan barang-barang karena dia kerepotan sendiri. lucu, galak mukanya tapi setelah ku perhatikan, ia suka sekali tertawa.

aku lupa bagaimana kami bisa mengenal satu sama lain. yang jelas, ia menyapaku via line dengan pertanyaan yang sesekali membuatku tersenyum. aku tidak sadar bahwa lama kelamaan aku.. menunggu pesan darinya.

mungkin ia salah paham, tapi aku adalah tipe perempuan yang akan membalas lama pesan-pesan dari orang yang tidak terlalu aku kenal. lalu ia berhenti meninggalkan pesan. tanpa sadar aku bertanya, kenapa ia berhenti?

lama, aku tidak lagi berhubungan dengannya. "ya sudah, bukan apa-apa" ku pikir. sampai aku bertemu dengannya di kantin fakultasku, setelah beberapa lama tak berjumpa atau bertukar sapa. aku melihat perubahan. rapi, iya, dia rapi. dia yang biasanya terlihat bodo amat dengan cara berpakaiannya, hari itu, ia berbeda. saat itu, aku menarik lengan bajunya lalu tanpa sadar aku menyapanya "Hari ini lo beda. lo rapi!" oke, aku sedikit terkejut dengan ucapanku. aku.. mengatakan itu? namun yang membuatku sedikit kesal, dia hanya tersenyum lalu tanpa melirik ke belakang berjalan menuju tujuannya. aku diam. mungkin dia memang tidak suka di puji.

kembali tak kulihat sosoknya. aku juga tidak peduli apa yang terjadi. aku tetap fokus pada diriku. mengerjakan semua tugas kepanitiaanku yang menumpuk. sudah lelah dengan diriku sendiri, buat apa memikirkan orang lain. sampai suatu hari, aku dan anggit makan di kantik kecil fakultasku, yang jaraknya tidak jauh dari tongkrongan departemenku.

kami bicara. banyak. aku dengan masalahku, anggit dengan masalahnya. kalau anggit, masalahnya ngga pernah ganti, masih dengan pria yang sama. lalu tiba-tiba, dia lewat. dengan sweater biru dan celana pendek. kami berhenti bicara sejenak lalu terfokus padanya. "ca, lo kenal dia?" anggit tiba-tiba merubah topiknya dan mataku yang tadi terfokus pada sosok yang lewat itu, kembali pada anggit.

"hm, iya. kenapa?" simple. ya hanya sebatas itu. aku mau jawab apa lagi? namun anggit membuatku berhenti berpikir bahwa semua hal itu simple ketika ia berkata "kenapa lo ngga sama dia aja?" oke, you got me, sis. aku tak tau. lalu aku bertanya dalam hati, kenapa? aku hanya menggeleng lalu tersenyum simpul. aku pernah ingin bersamanya, aku sadar hal itu.

lambat laun, pertanyaan itu menjadi fokus utama di kepalaku. iya, kenapa tidak? kenapa? bahkan pantaskah aku bertanya? cuma bisa gigit jari dan menjadi sering ke kantin fakultasku, hanya untuk melihatnya.

ini yang aneh. aku benci kantin fakultasku. aku tidak suka berdandan ke kampus. tapi semenjak pertanyaan itu menyeruak dalam kepalaku dan terus mengambil alih alam bawah sadarku, aku ingin ke kantin. aku ingin terlihat lebih baik. setiap hari semenjak hari itu, aku kesana, mencari sosoknya.

ku kira, ini hanya akan menjadi rahasiaku dan hatiku. tapi ternyata aku tak tahan berdiam diri, aku harus melakukan sesuatu.


dan aku tau, kamu tau kelanjutan kisah ini kan? :)


xoxo, Tasya

Saturday, May 2, 2015

SPASI (1998)
karya Dewi "Dee" Lestari

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayangi bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin brdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.


Thursday, January 22, 2015

probably, this way?

resolusi 2015? gak perlu wacana. yang simple aja.





xoxo, Tasya