senang mengenalmu.
aku bertemu dengannya secara tidak sengaja di sebuah acara yang digelar fakultasku, acara olahraga. aku menjadi salah satu staff di olahraga atletik. masih pagi, aku ingat jelas saat dia datang dengan segala kerepotannya. lucu, aku tersenyum. dia dengan baju kuning bertuliskan namanya, aku masih mengingatnya. satu-satunya orang yang tak ku kenal diantara semua orang yang duduk di stadion pagi hari itu. ku kira, dia senior. aku malu kalau mengingat pernah memanggilnya dengan sebutan "kak". di stadion itu terdapat tempat duduk dengan semen beratapkan seng. semua panitia duduk disana, termasuk dirinya. kami duduk berjauhan karena ya, aku tidak mengenalnya. aku bicara dengannya jika perlu dan tanpa basa basi.
seharian itu, aku duduk ditempatku dan ia mengerjakan apa yang harus dikerjakannya. ia dengan kerepotannya, sendiri, membawa semua peralatan yang dibutuhkan hari itu. hal yang sama juga terjadi setelah break ishoma. dia masih dengan kerepotannya, sendirian. aku meminta dika membantunya membawakan barang-barang karena dia kerepotan sendiri. lucu, galak mukanya tapi setelah ku perhatikan, ia suka sekali tertawa.
aku lupa bagaimana kami bisa mengenal satu sama lain. yang jelas, ia menyapaku via line dengan pertanyaan yang sesekali membuatku tersenyum. aku tidak sadar bahwa lama kelamaan aku.. menunggu pesan darinya.
mungkin ia salah paham, tapi aku adalah tipe perempuan yang akan membalas lama pesan-pesan dari orang yang tidak terlalu aku kenal. lalu ia berhenti meninggalkan pesan. tanpa sadar aku bertanya, kenapa ia berhenti?
lama, aku tidak lagi berhubungan dengannya. "ya sudah, bukan apa-apa" ku pikir. sampai aku bertemu dengannya di kantin fakultasku, setelah beberapa lama tak berjumpa atau bertukar sapa. aku melihat perubahan. rapi, iya, dia rapi. dia yang biasanya terlihat bodo amat dengan cara berpakaiannya, hari itu, ia berbeda. saat itu, aku menarik lengan bajunya lalu tanpa sadar aku menyapanya "Hari ini lo beda. lo rapi!" oke, aku sedikit terkejut dengan ucapanku. aku.. mengatakan itu? namun yang membuatku sedikit kesal, dia hanya tersenyum lalu tanpa melirik ke belakang berjalan menuju tujuannya. aku diam. mungkin dia memang tidak suka di puji.
kembali tak kulihat sosoknya. aku juga tidak peduli apa yang terjadi. aku tetap fokus pada diriku. mengerjakan semua tugas kepanitiaanku yang menumpuk. sudah lelah dengan diriku sendiri, buat apa memikirkan orang lain. sampai suatu hari, aku dan anggit makan di kantik kecil fakultasku, yang jaraknya tidak jauh dari tongkrongan departemenku.
kami bicara. banyak. aku dengan masalahku, anggit dengan masalahnya. kalau anggit, masalahnya ngga pernah ganti, masih dengan pria yang sama. lalu tiba-tiba, dia lewat. dengan sweater biru dan celana pendek. kami berhenti bicara sejenak lalu terfokus padanya. "ca, lo kenal dia?" anggit tiba-tiba merubah topiknya dan mataku yang tadi terfokus pada sosok yang lewat itu, kembali pada anggit.
"hm, iya. kenapa?" simple. ya hanya sebatas itu. aku mau jawab apa lagi? namun anggit membuatku berhenti berpikir bahwa semua hal itu simple ketika ia berkata "kenapa lo ngga sama dia aja?" oke, you got me, sis. aku tak tau. lalu aku bertanya dalam hati, kenapa? aku hanya menggeleng lalu tersenyum simpul. aku pernah ingin bersamanya, aku sadar hal itu.
lambat laun, pertanyaan itu menjadi fokus utama di kepalaku. iya, kenapa tidak? kenapa? bahkan pantaskah aku bertanya? cuma bisa gigit jari dan menjadi sering ke kantin fakultasku, hanya untuk melihatnya.
ini yang aneh. aku benci kantin fakultasku. aku tidak suka berdandan ke kampus. tapi semenjak pertanyaan itu menyeruak dalam kepalaku dan terus mengambil alih alam bawah sadarku, aku ingin ke kantin. aku ingin terlihat lebih baik. setiap hari semenjak hari itu, aku kesana, mencari sosoknya.
ku kira, ini hanya akan menjadi rahasiaku dan hatiku. tapi ternyata aku tak tahan berdiam diri, aku harus melakukan sesuatu.
dan aku tau, kamu tau kelanjutan kisah ini kan? :)
xoxo, Tasya